RSS Feed
TOP

Wizard of Oz : Chapter Sydney

Jalan-Jalan Murah ke Sydney

Sydney saat ini termasuk ke dalam 10 kota di dunia dengan biaya hidup termahal. Tingginya angka kesejahteraan hidup dan tingkat kenyamanan kotanya membuat Sydneysiders (sebutan untuk penduduk lokal) dan wisatawan mancanegara maklum akan hal tersebut.

Di bulan Maret 2016, saya menyempatkan diri untuk mengunjungi kota terbesar di Australia, sekaligus ibukota negara bagian New South Wales ini. Proses mulai dari perencanaan, pembuatan paspor, pengajuan visa, hingga pulang pergi Jakarta-Sydney semua saya lakukan sendiri. Ya, saya memutuskan untuk solo backpacking di pengalaman pertama saya pergi ke luar negeri.

Hal pertama dan utama yang saya persiapkan sebelum keberangkatan ke luar negeri adalah paspor. Saya mengurus paspor (hijau) di Kantor Imigrasi Jakarta Pusat, setelah sebelumnya mengajukan aplikasi via online. Proses pengerjaan memakan waktu 5 hari kerja dengan biaya Rp 360.000.

Paspor sudah di tangan. Langkah selanjutnya, saya mencari informasi tentang proses pengajuan visa Australia melalui internet. Menurut beberapa sumber, pihak Kedubes Australia tergolong ketat dalam hal memberikan visa liburan bagi WNI. Hal ini mungkin disebabkan banyaknya imigran gelap bersliweran di Australia.

Bermodalkan niat dan berkas yang diperlukan, saya mengajukan permohonan visa ke VHS Global, pihak yang ditunjuk oleh Kedubes Australia untuk pemrosesan visa WNI. Total biaya pengurusan visa sebesar Rp 1.670.000, dengan konsekuensi uang tidak dapat kembali apabila aplikasi ditolak. Menurut pihak VHS, waktu proses visa kunjungan normalnya adalah 14 hari kerja. Oh ya, dalam aplikasi, Kedubes Australia tidak mewajibkan aplikan untuk sudah memesan tiket pesawat dan hotel. Namun, untuk lebih meyakinkan mereka, lampirkan saja semua dokumen yang terkait dengan perjalanan kita.

Selang 4 hari kerja, saya mendapatkan email masuk dari Kedubes Australia yang menyatakan bahwa visa saya telah disetujui. Dengan perasaan gembira bercampur heran (karena durasi pengajuan dan persetujuan visa oleh Kedubes lebih cepat dari perkiraan), saya langsung mencari tiket penerbangan dan penginapan selama di Sydney nanti.

Setelah melakukan analisa perbandingan antara website maskapai satu dengan lainnya, tarif termurah pp DPS-SYD adalah Rp 3.800.000 hingga termahal Rp 20.000.000 untuk kelas ekonomi keberangkatan 24 dan 31 Maret. Tips untuk tiket termurah, pesan lah jauh-jauh hari dan berangkatlah di musim-musim non libur.

Hotel, Hostel, atau Couchsurfing?

Urusan tiket pp Jakarta-Bali-Sydney selesai, selanjutnya adalah mengurus penginapan. Sebagai kota wisata, Sydney tentu memiliki beragam pilihan tempat bermalam bagi turis, mulai dari hotel 5-star, hostel backpacker, hingga penginapan gratis yang disediakan oleh situs couchsurfing.com. Saya sendiri memilih opsi yang paling murah, nyaman, dan tentunya aman yaitu hostel untuk backpacker. Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp 500.000/malam hingga Rp 200.000/malam.

Setelah administrasi untuk terbang ke Sydney selesai, langkah selanjutnya adalah memesan tiket online atraksi-atraksi berbayar di Sydney. Harga tiket online ini jauh lebih murah ketimbang saat kita membelinya secara walk in di tiap-tiap atraksi. Untuk menjelajahi paket 6 atraksi, termasuk di dalamnya Skywalk di Sydney Tower Eye, saya membayar sejumlah 99 AUD. Coba saja bandingkan harga tiket apabila anda membelinya secara walk in.

Departure Time

Tiba waktunya keberangkatan ke Sydney. Semua perlengkapan dan berkas-berkas penting sudah saya letakkan di tas. Australia Dollar pun sudah saya persiapkan 4 hari sebelumnya. Jangan lupa untuk selalu mengarsipkan paspor, KTP, dan dokumen penting lainnya kala bepergian ke luar negeri untuk mengantisipasi resiko kehilangan paspor.

Perjalanan dari Denpasar ke Sydney memakan waktu kurang lebih enam jam perjalanan. Terdapat perbedaan waktu empat jam antara kedua kota tersebut. Suasana di Bandara Kingsford Smith Sydney sangat bersih, rapi, dan teratur. Tak ada satupun supir taksi/travel yang menawarkan jasanya kepada penumpang di terminal kedatangan. Sebelum beranjak ke pusat kota, saya mencari convenience store di area bandara untuk membeli Opal Card. Opal card ini adalah kartu ajaib untuk menumpang kendaraan publik (bis, kereta dan feri) selama di New South Wales. Opsi termurah dari bandara menuju pusat kota adalah menumpang bis 400, transit di Mascot Station, lalu menumpang kereta ke arah kota, dan turun di Town Hall Station. Saya dapat berhemat 12 AUD dengan cara ini, ketimbang naik kereta langsung melalui airport link station atau taksi.

Sydney menawarkan berbagai macam kuliner internasional, mulai dari masakan western hingga nasi rames a la Indonesia. Untuk yang beragam Islam, sangat disarankan untuk memilih restoran yang memiliki lisensi halal. Range harga masakan khas asia di resto-resto pinggir jalan adalah 8-15 AUD, sedangkan masakan western sekitar 10-35 AUD. Harga ini cukup sebanding dengan porsi yang kita dapatkan. Saya sendiri memiliki restoran nasi rames langganan selama di Sydney, lokasinya berada di basement Market City daerah Chinatown.

Untuk mengakali mahalnya harga air mineral yang bisa 2-8 kali lipat harga air di Indonesia, turis WNI atau bahkan penduduk setempat meminum air langsung dari keran. Bagi yang belum terbiasa, cukup bawa botol minum, beli air ukuran 1,5 L di grociery store atau refill botol minum dengan menggunakan air restoran sesaat setelah selesai makan.

Sydney's attractions

Saya rasa semua orang yang pernah mengunjungi Sydney selalu menempatkan Opera House dan Harbour Bridge ke dalam destinasi wisatanya. Tips untuk backpacker anti mainstream, jangan hanya mengambil foto dengan latar dua modern landmark tersebut, tapi cobalah untuk menjelajahinya lebih dalam. Menyebrangi Harbour Bridge dari NSW selatan menuju NSW utara adalah opsi menarik yang belum sempat saya coba.

Tips solo traveller : Fotoin dulu orang lain, baru kalian minta tolong mereka fotoin

Spot foto terbaik di landmark khas Sydney : Mrs. Mcquarrie's chair 


Di pinggir timur Sydney, terdapat Bondi beach, pantai yang menjadi surganya para peselancar NSW. Perjalanan dari pusat kota menuju pantai ini memakan waktu sekitar 40 menit menggunakan bis. Jangan heran apabila kalian melihat sekelompok orang menenteng papan selancar di dalam bis menuju Bondi.

Wisata menarik lainnya adalah Sydney Tower Eye. Gedung ini merupakan gedung tertinggi kedua di benua Australia, setelah gedung Q1 di Gold Coast. Saya pun tak ketinggalan merasakan pengalaman Skywalking di sana. Selama satu jam, saya beserta pengunjung lain diajak untuk mengelilingi puncak Sydney Tower dan melihat keindahan kota Sydney dari atas. Tiket masuk atraksi ini sudah terdapat di dalam paket wisata yang telah saya beli online, bersamaan dengan madamme tussaud, Sydney Wildlife Zoo, dan Sydney Aquarium.

Transportass unik di Sydney

Kurang afdol rasanya jika tidak berfoto bersama penduduk asli Aussie


Untuk para budget traveller yang hendak mencari oleh-oleh, Paddy's Market bagaikan oase di tengah mahalnya harga cinderamata di Sydney. Meski merupakan pasar tradisional, Paddy's market sangat jauh dari kesan kumuh dan berantakan. Cinderamata umum seperti gantungan kunci, pin, coaster, hingga yang unik, pembuka tutup botol yang terbuat dari Scrotum kangguru dapat ditemui di pasar yang berlokasi di daerah Haymarket ini. Saran bagi para backpacker, jangan terburu-buru membeli oleh-oleh di tempat wisata, karena harganya bisa 2-3 x lipat dari harga di Paddy's market. Harap diingat, pasar ini buka hanya pada hari rabu sampai minggu, pukul 09.00-17.00. Sisakan satu hari khusus jika ingin berbelanja oleh-oleh di tempat ini.